Minggu, 10 Februari 2013

Pengunjung Tertarik, Produk Ludes Terjual

http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=46a26a667aa11df4df3125de617be16c&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc 


SIDOARJO- Banyak cara dilakukan untuk memupuk jiwa kewirausahaan sejak usia dini. Seperti yang dilakukan ratusan anak-anak TK Nurul Fikri Sidoarjo ini, mereka mencoba menjadi sosok wiraswasta dengan menjajakan barang dagangannya ke setiap pembeli. Para murid TK ini menjual beraneka macam barang dagangan, mulai makanan, minuman hingga buku.
Bukan hanya menjual barang, namun bagaimana menarik pembeli dengan pelayanan yang bagus juga mereka terapkan.
Kepala sekolah TK Nurul Fikri, Dewi Ajuni menuturkan, kegiatan ini sebagai wahana belajar memupuk jiwa wiraswasta di usia dini. Dewi ingin memberikan sentuhan langsung terkait bagaimana melakukan proses berdagang dengan mengedepankan pelayanan.
“Biasanya mereka bermain proses jual beli di kelas menggunakan berbagai mainan pendukung. Tapi kali ini siswa-siswa benar-benar merasakan bagaimana menjadi seorang pengusaha,” kata Dewi Ajuni.
Dewi melanjutkan, acara ini sendiri sebagai puncak pembelajaran untuk tema profesi. Ia memilih profesi pedagang, karena pedagang merupakan profesi yang merujuk pada sifat Nabi Muhammad SAW. Rasulullah, lanjut Dewi, berhasil menjadi sosok teladan yang menggambarkan seorang pedagang yang jujur. Selain itu, jumlah wiraswasta yang dimiliki bangsa Indonesi masih jauh dari harapan.
”Sesuai pesan dari Rasullulah, 9 dari 10 pintu rezeki adalah untuk pedagang. Saya harap, anak-anak ini kelak menjadi wiraswasta, artinya kesempatan mereka meningkatkan kesejahteraan bangsa sangat terbuka lebar,” imbuhnya.
Sebanyak 156 siswa-siswi TK tersebut sangat antusias menawarkan barang yang mereka jual ke setiap pembeli yang melintasi stand-stand mereka. Berbagai jajanan seperti gethok, kripik telo, bandeng presto, buku bacaan, dan aneka minuman menjadi barang komoditas yang dijual. Satu stand, di tempati oleh 8 murid, dan ada pembagian tugas sebagai penjual dan marketing. M Pahlevi, seorang murid nampak antusias menarik calon-calon pembeli dengan gaya marketingnya. Sementara siswa lainnya, sibuk memberikan penjelas terkait keunggulan barang yang dijual.”Ini bandeng presto khas Sidoarjo, sangat renyak kok,” kata M Pahlevi.
Dengan penuh percaya diri, murid-murid TK Nurul Fikri menawarkan barang yang mereka jual kepada setiap pengunjung yang kebetulan mendekat. Nampak, anak-anak ini begitu getol menjelaskan produk-produk yang mereka jual tanpa ada rasa malu.
Hal ini yang membikin pengunjung semakin terpancing untuk mengetahui lebih jauh terkait produk olahan yang di jual anak-anak TK tersebut. Entah karena kasihan sudah di jelaskan panjang lebar atau memang tertarik membeli produk olahan itu, nyatanya semua produk-produk olahan itu ludes terjual.
"Ini dibuat dari singkong. Kalau yang ini kripik singkong juga sama bahannya dari singkong juga, beli ya bu," ujar Anissa siswi TK B meyakinkan pengunjung. 
Hanya produk berupa buku bacaan dan buku tulis yang masih tersisa. Ernawati seorang pembeli menuturkan, sebelum dirinya membeli gethok lindri, dia ingin tahu bagaimana anak-anak ini menjelaskan tentang bahan-bahan yang digunakan membuat gethok itu. Setelah puas dengan penjelasan anak-anak tersebut, Ernawati memutusakan membeli gethok tiga bungkus.
”Ya ini kan sebagai bentuk pelayanan ke konsumen. Saya ingin tahu bagaimana mereka menawarkan produknya, sehingga bisa menarik konsumen membelinya,” ungkapnya kepada Surabaya post.
Seorang wali murid, Joko Susanto menuturkan, dia sangat mendukung kegiatan ini . Sebab dia berharap, kegiatan ini bisa memupuk jiwa wiraswasta sejak usia dini. Menjadi seorang pegawai, lanjutnya, bukan hal yang dilarang. Namun, alangkah baiknya menjadi seorang wiraswasta yang bermanfaat bagi orang lain dengan membuka kesempatan kerja. Dia sepakat dengan jiwa pedagang jujur seperti tergambar pada sosok Nabi Muhammad SAW. Dengan mengambil keuntungan yang tidak banyak, Rasulullah membuktikan bisa menjadi seorang pedagang sukses pada eranya.
“Memang perlu pengenalan sejak usia dini tentang bagaimana menjadi seorang pengusaha yang jujur. Nantinya, anak-anak ini memiliki semangat menjadi calon pengusaha. Kebanyakan anak-anak kalo ditanya cita-cita apa, jawabnya pasti dokter atau pilot. Ini perlu diubah, harus mulai sekarang jiwa pengusaha ditanamkan,”  harap pegawai kantor Pajak Pratama Sidoarjo ini kepada Surabaya Post. m37  

Tidak ada komentar: